Contoh sunat gagal sebenernya sudah cukup sering terjadi, tapi biasanya anak-anak yang mengalaminya. Sunat gagal merupakan kondisi ketika masih terdapat kulup pada kepala penis, meskipun sudah melakukan sunat. Padahal, kulup penis seharusnya terpotong dari ujung hingga lingkaran kepala penis.
Hasil sunat gagal seperti ini umumnya harus direvisi. Artinya, anak laki-laki maupun pria dewasa yang mengalaminya harus menjalani sunat ulang. Biasanya, hasil sunat yang gagal saat masih anak-anak akan berdampak saat ia dewasa. Oleh karena itu tidak sedikit pria dewasa yang melakukan sunat ulang atau revisi.
Melakukan sunat ulang atau revisi ini merupakan hal yang penting karena adanya sisa kulup penis dapat berpotensi menimbulkan masalah pada penis kemudian hari. Seperti penumpukan kotoran penis (smegma), iritasi, hingga infeksi.
Baca Juga: Sunat Revisi, Hasil Sunat yang Gagal Jadi Lebih Baik
Contoh Sunat yang Gagal dan Penyebabnya
Sunat atau sirkumsisi merupakan prosedur medis yang memiliki manfaat bagi kesehatan. Tujuan dari tindakan ini adalah membuang kulup (preputium) yang menutupi kepala penis. Seperti yang diketahui, adanya kulup berisiko menimbulkan masalah kesehatan pada penis, salah satu yang paling mungkin adalah penumpukan smegma. Penumpukan ini nantinya bisa berujung pada fimosis, yakni kulup tidak dapat menariknya ke belakang.
Namun, prosedur ini bisa saja mengalami kegagalan. Penyebab hasil contoh sunat yang gagal adalah kulup penis yang tidak terpotong sepenuhnya. Bagaimana bisa terjadi?
Banyak orang atau khususnya anak laki-laki menganggap momen sekali seumur hidup ini merupakan momok yang menakutkan. Sehingga beberapa anak akan merasa cemas atau khawatir berlebihan saat menjalani sunat. Anak juga mungkin akan kelihangan ketenangannya dan banyak bergerak sehingga dokter juga mungkin akan kesulitan memotong kulup. Akibatnya akan menjadi hasil sunat yang gagal karena masih ada sisa kulup yang belum terpotong. Biasanya baru mulai menyadarinya ketika dewasa dan harus sunat ulang.
Selain akibat anak yang banyak bergerak ada faktor medis yang melatarbelakanginya, misalnya saja pada anak obesitas. Anak yang obesitas biasanya mengalami suatu kondisi, bernama buried penis, alias ‘penis tenggelam’. Hal tersebut berpotensi membuat dokter kesulitan untuk memotong kulup penis dan bisa saja berujung hasil sunat gagal akibat kulup tidak terpotong dengan sempurna.
Bagaimana Cara Mengatasinya?
Cara mengatasi adalah dengan melakukan prosedur sunat ulang. Sebelum melakukan tindakan, dokter tentunya akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap penis pasien yang mengalami kondisi ini. Setelah itu, sunat revisi dilakukan sebagaimana sunat pada umumnya, bergantung dari metode sunatnya. Namun, sunat tentunya yang harus melakukan tindakan ini adalah dokter berpengalaman dan perlu kehati-hatian yang tinggi mengingat kulup yang tersisa tidak banyak.