Awas Penyakit Klamidia (Chlamydia)!

sunat terdekat dari lokasi saya

Chlamydia atau klamidia merupakan infeksi menular seksual akibat bakteri bernama Chlamydia trachomatis. Penyakit ini bisa menyerang laki-laki maupun perempuan melalui kontak seksual.

Bakteri Chlamydia trachomatis dapat menginfeksi serviks (leher rahim), anus, saluran kencing, mata, dan tenggorokan. Pengobatan untuk penyakit ini tidak terlalu sulit jika langsung mendapatkan penanganan sejak awal. Namun, jika membiarkannya, chlamydia bisa menyebabkan masalah kesehatan serius.

Penyakit chlamydia bisa menyebabkan masalah pada sistem reproduksi wanita. Akibatnya, wanita yang terserang chlamydia berisiko sulit hamil.

Kebanyakan orang yang terkena penyakit ini biasanya berusia 14-24 tahun. Selain itu, penyakit ini tiga kali lebih umum terjadi daripada gonore (kencing nanah) dan 50 kali lebih umum daripada sifilis.

Apa saja gejala chlamydia?

Chlamydia atau klamidia merupakan jenis infeksi menular seksual yang jarang orang sadari. Penyakit ini sering kali tidak menunjukkan tanda dan gejala pada awal kemunculannya. Gejalanya biasanya muncul satu- dua minggu setelah terinfeksi.

Namun, gejala yang muncul pun sering kali bersifat ringan dan hilang begitu saja sehingga tidak begitu orang sadari. Adapun gejala yang biasanya muncul akan berbeda pada laki-laki dan perempuan, berikut gejalanya:

Gejala pada laki-laki

  • Rasa sakit dan terbakar saat buang air kecil.
  • Penis mengeluarkan cairan berupa nanah, cairan yang encer, atau putih dan kental seperti susu.
  • Testis bengkak dan nyeri saat ditekan.
  • Iritasi pada rektum.

Gejala pada perempuan

Cukup sulit bagi para perempuan untuk mengetahui apakah ia menderita penyakit ini atau tidak. Ini karena pada perempuan kebanyakan tidak menimbulkan gejala apapun.

Namun, ada beberapa gejala yang biasanya akan muncul, berupa:

  • Sakit perut bawah.
  • Keputihan yang jauh lebih banyak dari biasanya dengan warna yang cenderung kuning serta berbau busuk.
  • Perdarahan yang terjadi antara siklus haid.
  • Demam ringan.
  • Sakit saat seks.
  • Perdarahan setelah berhubungan seks.
  • Rasa terbakar saat buang air kecil.
  • Buang air kecil lebih sering.
  • Pembengkakan di vagina atau sekitar anus.
  • Iritasi pada rektum.

Berbagai gejala ini tidak selalu muncul pada orang yang terinfeksi klamidia. Ada orang yang bahkan tidak memiliki gejala sama sekali. Namun jika ternyata ada beberapa gejala yang muncul segera lakukan pemeriksaan dengan dokter.

Apa saja penyebab chlamydia?

1. Hubungan seks

Infeksi bakteri penyebab klamidian ini dapat menyebar dengan mudah melalui seks vagina, oral, dan anal.

Paenularannya tidak hanya lewat air mani, bakteri juga terdapat dalam cairan praejakulasi. Selain itu, jika sudah pernah terinfeksi, risiko untuk terkena kembali sangat mungkin. Hal ini terjadi biasanya ketika melakukan seks tanpa kondom dengan orang yang terinfeksi.

2. Kehamilan

Jika seorang ibu hamil yang mengidap klamidia, maka juga bisa menyebarkan infeksi ini ke bayi saat melahirkan. Kemudian, nantinya bisa menyebabkan pneumonia atau infeksi mata serius pada buah hati.

Oleh karena itu, jika seorang ibu memiliki klamidia selama kehamilan, perlu melakukan tes tiga sampai empat minggu setelah perawatan untuk memastikan kondisinya.

Klamidia tidak bisa menular melalui hal ini

Masih banyak orang yang percaya bahwa penyakit menular seksual seperti klamidia penularannya bisa melalui kontak fisik biasa, seperti bersalaman atau menyentuh pasien. Padahal tersebut tidak sepenuhnya benar. Penularan penyakit kelamin ini tidak dapat melalui:

  • Dudukan toilet yang telah digunakan oleh orang yang terinfeksi.
  • Berbagi sauna dengan orang yang terinfeksi.
  • Berbagi kolam renang yang sama dengan orang yang terinfeksi.
  • Berbagi makanan dan minuman yang sama.
  • Ciuman, pelukan, dan pegangan tangan.
  • Permukaan yang sebelumnya disentuh oleh orang yang terinfeksi.
  • Berdiri di dekat orang yang terinfeksi dan menghirup udara setelah mereka batuk atau bersin.

Apa saja faktor risiko chlamydia?

Penyakit klamidia bisa menyerang siapa saja. Namun, akan berisiko tinggi terinfeksi jika:

  • Aktif secara seksual sebelum berusia 25 tahun.
  • Sering berganti-ganti pasangan seks.
  • Tidak menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks dengan pasangan yang berbeda.
  • Memiliki riwayat penyakit kelamin.

Untuk mengurangi risiko, sebaiknya praktikkan seks yang aman dan lakukan tes secara rutin.

Apa saja komplikasi akibat klamidia?

Penyakit menular seksual satu ini bisa menyebabkan beberapa komplikasi penyakit, seperti:

1. Radang panggul

2. Epididimitis

3. Prostatitis

4. Infeksi menular seksual lainnya

5. Infertilitas

6. Arthritis reaktif

Bagaimana cara mendiagnosisnya?

Melakukan tes skrinning kesehatan kelamin secara tahunan sangat perlu untuk usia kurang dari 25 tahun dan aktif secara seksual. Namun, jika usia lebih dari 25 tahun, melakukan tes juga perlu bila memiliki lebih dari satu pasangan seks dan faktor risiko lainnya.

Berikut berbagai skrining dan tes yang dilakukan untuk mendiagnosis klamidia, yaitu:

1. Tes urine

2. Tes swab

Bagaimanakah cara mengobatinya?

Pengobatan bisa dengan menggunakan antibiotik. Dokter akan menyesuaikan dosis obat dengan keparahan kondisi. Biasanya, antibiotik berbentuk pil. Dosis yang dokter berikan bisa satu kali setiap hari atau beberapa kali sehari dalam lima sampai sepuluh hari.

Selaian mengonsumsi obat-obatan, dokter juga akan menyarankan untuk tidak melakukan hubungan seks selama sementara waktu. Tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran penyakit. Selain itu, sebaiknya bukan hanya penderita saja yang melakukan pemeriksaan tapi juga pasangannya.

Adakah cara untuk mencegahnya?

1. Menggunakan kondom saat berhubungan seksual

2. Tidak berganti-ganti pasangan seks

3. Menghindari douching atau teknik mencuci vagina dengan menyemprotkan larutan khusus.

4. Melakukan tes kesehatan secara rutin apalagi jika aktif secara seksual

5. Konsultasikan ke dokter bila mengalami gejala chlamydia

Baca Juga: Waspada Gejala Penyakit Menular Seksual pada Pria yang Perlu Diketahui

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Awas, Bahaya Jamur Mengintai Alat Vital

esehatan area genital sering kali dianggap remeh, padahal perawatan yang kurang tepat bisa menimbulkan berbagai masalah, salah satunya pertumbuhan jamur. Area ini secara alami lebih