Tahukah kamu jika berhubungan seksual yang tidak aman atau berganti-ganti pasangan bisa menyebabkan risiko infeksi penyakit menular seksual? Meskipun penyakit ini masih sering diabaikan, namun ternyata bisa berdampak buruk pada kesehatan pria dewasa. Penyakit ini memang bisa menyerang siapapun, baik itu wanita maupun pria. Oleh karenanya, kita harus lebih waspada dan mengenali gejala infeksi ini agar dapat segera mengatasinya dan melakukan perawatan yang tepat.
Kategori Penyakit Menular Seksual
Melansir sehatq.com, penyakit menular seksual (PMS) pada pria terbagi menjadi tiga kategori, di antaranya:
- PMS yang menimbulkan luka atau lesi pada alat kelamin pria
- PMS yang dapat menyebabkan terjadinya radang di saluran kemih atau istilah medisnya yaitu urethritis
- Infeksi dengan gejala yang timbul di seluruh tubuh atau disebut penyakit menular sistemik
Infeksi penyakit ini dapat menimbulkan rasa nyeri dan peradangan pada saluran kemih. Bahkan, kerusakan pada organ tubuh lainnya juga bisa terjadi jiika kamu tidak segera melakukan perawatan dan pengobatan yang tepat.
Jenis dan Gejalanya
-
Gonore
Sering dikenal dengan sebutan kencing nanah akibat bakteri gonococcus. Gonore merupakan infeksi penyakit menular seksual yang paling banyak terjadi. Gejalanya berupa cairan kental berwarna kuning atau hijau seperti nanag yang keluar dari penis pria.
Umumnya, keluarnya airan tersebut menimbulkan rasa nyeri/sakit setiap sedang buang air kecil. Bakteri gonococcus dapat menyebar ke dubur, saluran kemih, mata serta tenggorokan yang jika semakin parah bahkan bisa menyebabkan kebutaan pada penderitanya. Gejala lainnya berupa nyeri pada testis, gatal dan perih di sekitar anus, hingga pendarahan pada anus.
-
Klamidia
Gejala infeksi klamidia lebih ringan dari penyakit lainnya. Penyakit ini bisa terlihat dari cairan bening yang keluar dari kepala penis. Bakteri chlamydia trachomatis adalah penyebabnya dan gejala akan muncul sekitar 1-3 minggu setelah terinfeksi.
Klamidia dapat semakin parah yang menimbulkan rasa sakit dan panas saat buang air kecil. Selain itu, penderita umumnya juga akan merasakan nyeri pada penis dan keluarnya cairan putih dari kepala penis. Infeksi ini juga bisa menyebabkan komplikasi serius yang dapat berakibat pada infertiltas dan kerusakan pada organ reproduksi.
-
Sifilis
Sama halnya dengan gonore, sifilis juga bisa terjadi karena hubungan seksual secara vagina, oral dan anal yang tidak aman (tanpa menggunakan kondom). Penyebabnya yaitu bakteri treponema pallidum yang bisa menimbulkan luka di area mulut dan penis. Penyakit ini merupakan penyakit serius karena dapat meningkatkan risiko infeksi HIV bagi penderitanya.
Infeksi penyakit ini dapat merusak organ lain di tubuh penderitanya dengan gejala meningitis, stroke maupun gangguan jantung. Jika sifilis bertambah parah, maka akan muncul ruam merah di beberapa bagian tubuh yang jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat dapat menyebabkan kematian.
-
Human Papiloma Virus (HPV)
Ini adalah salah satu penyakit menular seksual yang paling banyak terjadi dengan kondisi ringan dan juga kondisi yang parah. Virus ini dapat menimbulkan kutil kelamin, sedangkan jika bertambah parah dapat menyebabkan kanker anus, kanker tenggorokan serta kanker penis.
Penularannya bisa melalui kontak kulit dengan kulit dan melalui hubungan seksual secara vaginal, anal dan oral. Infeksi penyakit ini umumnya tak bergejala, namun ada kalanya muncul gejala berupa kutil kelamin dengan warna yang sama dengan kulut dan berupa kumpulan benjolan kecil yang terlihat seperti kembang kol. Selain itu, kutil juga bisa muncul di rongga mulut atau tenggorokan karena melakukan hubungan seks oral dengan orang yang telah terinfeksi HPV.
Dengan mengetahui jenis dan gejala infeksi penyakit menular di atas, penting bagi kamu untuk melakukan deteksi dini dan mendapatkan penanganan segera. Jika kamu merasakan salah satu gejala tersebut, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk pengobatan yang tepat. Hal ini bertujuan untuk melindungi dirimu dari infeksi menular sehingga dapat meminimalisir risiko penyakit yang semakin parah.