Pada dasarnya, sunat adalah prosedur bedah ringan untuk membuang kulit penutup (kulup) pada kepala penis. Sunat sebaiknya dilakukan sejak masih bayi, setelah usia 7 hari. Baik pula dilakukan pada anak, remaja, hingga pada usia dewasa.
Keputusan untuk sunat, umumnya didasarkan karena agama dan juga pribadi. Namun, jika ditengok dari sisi kesehatan, manfaat sunat sebenarnya sangat besar. Dari serangkaian penelitian ilmiah, berikut mitos dan fakta yang wajib kita cermati tentang sunat.
Mitos: Sunat hanya prosedur “kosmetik”
Menghilangkan kulup kadang hanya disebut sebagai untuk kepentingan kosmetik pada penis saja. Tetapi sunat sebenarnya lebih dari itu. Yaitu memiliki manfaat medis yang jelas bagi bayi, anak laki-laki dan dewasa. Sunat memberikan perlindungan kesehatan seumur hidup, termasuk menurunkan risiko kanker penis.
Fakta: Sunat menjaga kebersihan pria lebih baik
Penis yang telah disunat, lebih mudah dibersihkan. Juga mengurangi kemungkinan infeksi saluran kemih (ISK) dan kondisi kulit yang meradang. Remaja dan pria yang tidak disunat lebih mungkin mengembangkan infeksi karena penumpukan smegma di bawah kulit penutup. Smegma merupakan bercak putih pada penis yang sebenarnya merupakan kotoran yang berasal dari sel kulit mati, keringat, dan kotoran lainnya. Cedera karena terjepit resleting, di mana kulup terjepit dan robek, lebih mungkin terjadi pada pria yang tidak disunat.
Mitos: Sunat berdampak negatif pada fungsi seksual
Sunat tidak berdampak negatif akan kemampuan seksual di masa depan. Justru sebaliknya. Dengan sunat pada anak, akan meningkatkan kemampuan seksual nantinya. Begitupun pada sunat dewasa, akan meningkatkan sensasi dan sensivitas pada organ reproduksi pria tersebut.
Baca juga: Manfaat Sunat bagi Dewasa
Fakta: Sunat mampu mengurangi risiko penyakit menular seksual
Sunat terbukti mampu mengurangi risiko infeksi HIV pada pria heteroseksual. Ini juga melindungi dari penyakit berbahaya lainnya seperti sifilis, herpes dan human papillomavirus (HPV). Istri dari pria yang disunat juga akan merasakan manfaatnya. Pasangan akan memiliki risiko lebih rendah terkena kanker serviks karena dilindungi dari infeksi HPV.
Baca juga: Waspada penyakit menular seksual pada pria
Mitos: Perlu menunggu sampai anak memutuskan kapan sunat
Beberapa orang berpendapat, Anda sebaiknya menunggu sampai anak cukup dewasa untuk memutuskan kapan akan sunat. Atau berani menyatakan sunat. Karena, anak sebenarnya sudah bisa disunat sejak bayi setelah usia 7 hari. Dan banyak manfaat positif, saat anak di sunat saat usia masih dini.
Baca juga: Manfaat sunat pada bayi
Fakta: Sederet manfaat sunat bayi
Sunat memberikan manfaat signifikan bagi anak, khususnya saat masih bayi. Termasuk pencegahan infeksi saluran kemih (ISK), terutama dalam setahun pertama kehidupan. Sunat saat jagoan Anda masih bayi, juga akan terhindar dari risiko fimosis. Fimosis merupakan kondisi di mana kulup tidak dapat ditarik dari kepala penis.
Mitos: Sunat dapat menyebabkan cedera
Sebetulnya, sangat jarang bagi sunat menyebabkan cedera atau deformasi pada penis. Jika pun itu terjadi, dikarenakan pilihan metode yang kurang aman. Hindari pula jika dilakukan oleh praktisi sunat yang belum terlatih.
Fakta: Sunat aman tanpa risiko dengan metode yang tepat
Anda bisa memastikan sunat dengan tanpa risiko. Yaitu, dengan memilih metode yang tepat baik bagi bayi, anak, hingga usia dewasa. Untuk bayi dan anak, pilihan yang paling tepat adalah dengan metode Mahdian Klem. Dengan metode ini, akan minim rasa sakit, tanpa jahitan, tanpa jarum suntik, tidak perlu di perban dan langsung bisa beraktivitas seperti biasa.
Untuk sunat usia dewasa, pilihan dengan Gun Stapler memang paling tepat. Ada sederet keunggulan metode ini. Banyak yang suka dengan metode ini. Karena waktunya sunat singkat, disesuaikan dengan ukuran penis dan langsung bisa bekerja kembali seperti biasa.
Baca juga: Sunat dewasa paling tepat dengan Gun Stapler