Sunat stapler atau sunat dengan metode Gun stapler adalah salah satu teknologi modern paling unggul untuk menyunatkan pasien dewasa. Namun, jauh sebelum gun stapler tercipta, pastinya sunat lebih menyeramkan karena menggunakan alat tradisional. Pastinya, tindakan sunat tradisional lebih nyeri dan banyak kasus pasien mengalami perdarahan, hingga penis terpotong. Lalu, apa saja tindakan sunat untuk dewasa dari dulu hingga sekarang? Tindakan mana yang paling terbaik untuk pasien sunat dewasa? Simak selengkapnya di dalam artikel ini!
Awal mula tradisi sunat
Mengutip dari An International Journal on Sexual and Reproductive Health and Rights (2007) menyebutkan bahwa pertama kali sejarah mencatat bahwa sunat pertama kali dilakukan oleh Mesir Kuno. Mereka melakukan sunat untuk ritual keagamaan. Namun, penemuan terbaru menyebutkan bahwa orang Arab dan Afrika lah yang pertama kali melakukan tradisi sirkumsisi/sunat ini. Sejarah juga mencatat bahwa tak hanya sebagai ritual keagamaan, sirkumsisi juga orang-orang terdahulu gunakan sebagai ritual kedewasaan hingga hukuman perang. Mengutip dari jurnal An International Journal on Sexual and Reproductive Health and Rights (2007) menyebutkan bahwa metode sunat dahulu amatlah berbeda dengan metode sunat seperti saat ini. Sampai dengan 300 SM, ritual sunat orang Yahudi tercatat sebagai seruan hanya untuk menghilangkan ujung kulup. Namun, ketika atlet Yahudi melakukan perjalanan ke Yunani untuk melakukan pertandingan atletik, mereka meniru tradisi sunat di Yunani. Di mana kulit kulup yang tersisa setelah sunat akan ditarik menggunakan tali dengan pita. Seiring dengan waktu, peregangan seperti ini menghasilkan kulup yang berfungsi penuh.
Namun, seiring berjalannya waktu, kini prosedur sunat di seluruh dunia ini dokter lakukan hanya dengan memotong sebagian kulit di area kulup.
Jenis metode sunat tradisional hingga sunat stapler
Dari zaman dahulu, hingga sekarang sunat di Indonesia sendiri terbagi menjadi terdapat 3 metode sunat, di antaranya seperti:
- Sunat tradisional
Di beberapa daerah di Indonesia, tradisi sunat ini memiliki metode yang ekstrem dan menyakitkan. Menurut dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS menyebutkan bahwa di daerah terpencil Sulawesi, beberapa metode sunat bahkan menggunakan bambu, golok, hingga tradisi “tradisi ayam”. Karena, kebanyakan tanpa melibatkan jahitan, maka menyebabkan risiko perdarahan semakin meningkat. Dan, proses penyembuhannya pun memakan waktu yang cukup lama.
- Sunat konvensional
Metode konvensional ini masih banyak beberapa orang lakukan di Indonesia. Metode sunat ini biasanya menggunakan, gunting, elektrikal laser, dan juga alat jahit. Juga, menggunakan bius lokal. Meskipun sudah sedikit lebih modern, metode sunat konvensional ini memiliki proses penyembuhan yang lama, perawatannya pun cukup rumit, seperti tidak boleh terkena air, tidak boleh banyak beraktivitas,dll.
- Sunat dengan metode modern
Selanjutnya, adalah metode modern sunat stapler atau metode sunat gun stapler. Metode ini memiliki banyak kelebihan, seperti tindakan waktu yang singkat, minim risiko, minim nyeri, dan pastinya lebih minim perdarahan. Selain itu, metode sunat juga lebih praktis baik untuk pasien dan dokter. Terlebih, pasien bisa langsung beraktivitas seperti biasanya setelah tindakan berlangsung.
Metode sunat stapler atau gun stapler merupakan metode khusus untuk pasien sunat dewasa. Dengan alat yang memiliki desain khusus untuk menyesuaikan dengan karakteristik penis orang dewasa. Sehingga, jahitan lebih kuat, dan lebih nyaman untuk pasien sunat dewasa.
Tempat melakukan sunat dengan metode gun stapler Salah satu klinik sunat yang menyediakan tindakan sunat menggunakan metode modern adalah klinik Rumah Sunat dr.Mahdian. Dengan layanan sunat dewasa menggunakan metode modern, membuat sunat terasa lebih nyaman dan jauh lebih minim nyeri. Untuk informasi lebih lanjut mengenai biaya sunat gun stapler, lokasi klinik, hingga jadwal klinik.